Ratusan buruh Subang yang tergabung dalam SPSI, SFPMI, dan Kasbi
melakukan aksi long march dalam rangka memperingati Hari Buruh Sedunia
yang jatuh pada tanggal 1 Mei, kemarin. Aksi long march dimulai dari
Jalan Raya Kalijati menuju perempatan Wisma Karya Subang.
Aksi diisi
dengan teatrikal yang menggambarkan berbagai masalah yang terjadi di
masyarakat, diantaranya diskrimasi buruh, pasien BPJS yang mendapatkan
pelayanan kurang layak, pedagang kecil yang desak oleh toko modern,
siswa miskin yang terlantar dan nasib guru honorer yang terkatung-katung
statusnya.
Salah satu koordinator aksi, Sujono Hermanto mengatakan, aksi
teatrikal yang dibawakan selama long march merupakan gambaran rakyat
Indonesia yang dulu terkenal kesuburan dan kemakmurannya, akan tetapi
dengan kehadiran industri bukannya menambah kemakmuran atau
kesejahteraan, yang ada hanya kemiskinan.
Melalui aksi kali ini, kata Sujono, pihaknya ingin menyadarkan
masyarakat bahwa perjuangan buruh bukan sebatas perjuangan buruh, tetapi
sekaligus perjuangan rakyat.
Menurutnya, tuntutan buruh kali ini bersifat umum, yaitu pencabutan
Peraturan Presiden (PP) No. 78 tahun 2015, menentang diskriminasi buruh
dan menolak sistem outsourcing atau kontrak.
Sementara itu Kapolres Subang, AKBP Agus Nurpatria SIK menjelaskan,
pengamanan aksi kali ini pihaknya menurunkan sebanyak 466 personel
gabungan Polri dan TNI. Dikatakan Kapolres, pihaknya sangat mengapresiasi aksi yang dilakukan para buruh, karena hal itu sudah dilindungi Undang-undang.
“Yang paling penting tertib, aman dan kondusif selama aksi
berlangsung, Peringatan Hari Buruh Sedunia oleh para buruh kali ini
melakukan long march diselenggarakan juga aksi bagi-bagi sembako dan
donor darah. Bahkan Komandan Kodim 0605 Subang, Letkol Inf Budi Mawardi
Syam turut serta mendonorkan darahnya,” (pe)