Beberapa waktu lalu, Indonesia dikejutkan oleh akun Instagram
@Awkarin. Karin Novilda, sosok di balik akun tersebut, menceritakan
kehidupannya, termasuk kisah cintanya, ke media sosial.
Namun, di samping @Awkarin, masih banyak anak-anak dan remaja yang mengunggah kehidupan pribadi mereka ke media sosial.
Terkadang perilaku yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak-anak dan remaja ini luput dari perhatian orang tua.
“Pacaran saja harusnya belum boleh, apalagi diumbar ke umum,” tulis
Nana Gerhana, M.Psi., Psikolog, kepada Kompas.com dalam pesan
singkatnya, Jumat (5/8/2016).
Dalam pesan singkat tersebut, Nana pun menjelaskan bahwa remaja yang
suka mengumbar kemesraan ini memiliki banyak faktor penyebab, di
antaranya karena mereka kurang mengikuti kegiatan bermanfaat.
Lalu, bisa juga dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan sosial yang terbatas.
Bahkan menurut Nana, bisa jadi penyebabnya adalah karena mereka sedang mengikuti tren yang sedang berkembang di media sosial.
“Jadi, tidak heran jika anak atau remaja saat ini mengikuti tren yang
terjadi di dunia orang dewasa atau dunia media sosial,” tambahnya.
Melihat banyaknya kasus seperti ini sering terjadi, Nana menyarankan
untuk orang tua, guru, dan pihak otoritas untuk berperan dalam menyaring
dan memberi informasi mengenai dampak-dampak dari mereka yang suka
mengumbar kemesraan di media sosial.
Dari sini, anak-anak dan remaja pun akan mengetahui bahwa apa yang
dilakukannya tentu memiliki dampak untuk diri mereka dan orang lain,
sehingga nantinya mereka akan bisa berpikir terlebih dahulu sebelum
mengumbar kemesraan di media sosial.