Atasi mahalnya daging sapi, pemerintah mencari alternatif memenuhi
kebutuhan protein hewani masyarakat dengan mengimpor daging kerbau yang
harganya lebih murah. Bulog diberi tugas mendatangkan daging kerbau dari
India tahun ini antara 9 ribu ton hingga 10 ribu ton.
Hal itu dikatakan Direktur Komersil Perum Bulog, Karyawan Gunarso,
akhir pekan kemarin.
Dia mengatakan bulog mendapat tugas menyediakan
daging kerbau. Itu merupakan upaya memenuhi kebutuhan protein hewani
masyarakat yang harganya terjangkau. Sebab daging sapi hingga kini
harganya masih mahal.
Dikatakannya, dengan harga lebih murah kehadiran daging kerbau tersebut
diharapkan bisa menekan harga daging sapi, sehingga bisa turun. tidak
terlalu mahal seperti saat ini.
"Kalau daging sapi harga di Bulog saja
masih di atas Rp 80 ribu per kilogram. Daging kerbau dijual Bulog Rp 56
ribu per kilogram, pedagang bisa jual ke pasaran maksimal Rp 60 ribu,
sehingga pedagang eceran menjual ke konsumen tak boleh lebih dari Rp 65
ribu per kilogram,"
Lebih lanjut dikatakanya bahwa penjualan daging kerbau sudah berjalan. Tahun ini pihaknya diberi tugas
melakukan impor daging kerbau sebanyak 9 ribu ton hingga 10 ribu ton.
Daging kerbau tersebut didatangkan dari India. Selain itu Bulog pun
masih harus menjual stok daging sapi yang tersisa.
Selain dijual melalui jalur distribusi pedagang di pasar-pasar
tradisional, Lanjutnya, daging kerbau impor dan sisa stok daging sapi
juga akan dijual melalui outlet Rumah Pangan Kita (RPK) hasil kerja sama
Bulog dengan pelaku usaha perorangan atau koperasi.
Kepala Subdivre Bulog Subang, Taufik Budi Santoso, mengatakan kesiapannya menjual daging kerbau impor tersebut. (prlm)