Wayang Golek merupakan kesenian wayang yang terbuat dari boneka kayu.
Kesenian Wayang Golek ini pernah sangat populer di Jawa Barat. Namun,
ketenaran wayang golek tak sebaik nasib Sumitra yang sudah memproduksi
wayang golek sejak 1975.
Perkembangan zaman yang beitu oesat nenbuat wayang golek semakin
jarang ditemukan. Tak heran jika saat ini wayang golek hanya ditemukan
pada acara-acara tertentu saja.
Selain itu, keberadaan wayang golek juga tak terlepas dari
pengrajinnya. Salah satunya adalah Sumitra (66) yang memilih profesi
sebagai pengrajin wayang golek.Namun Sumitra harus pasrah tergerus zaman
dan sedikit demi sedikit mulai terlupakan oleh dunia.
“Sekarang sudah jarang yang pesan wayang golek. Minimnya modal dan
pemasaran juga jadi kendala. Tidak ada perhatian dari pemerintah untuk
pengrajin wayang golek agar bisa berkembang dan terus melestarikan
wayang golek,”ujarnya.
Sumitra mengaku, dirinya terakhir menerima pesanan pada bulan Jili
lalu dari daerah Kalijati, Subang. Itupun setelah sekian lama ia tak
mendapatkan pesanan wayang golek.
“Dulu para dalang golek banyak yang mencari wayang golek tapi
sekarang sudah jarang. Selain itu modal dan kemampuan pemasaran pun saya
gak punya, jadi apa boleh buat kalau akhirnya gak ada pesanan ya saya
nganggur,”keluhnya.
Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Sumitra tetap ingin
melestarikan kesenian wayang golek. Namun sangat disayangkan tidak ada
dukungan moril maupun dukungan finansial dari pemerintah setempat.
Jika diulas dari proses pembuatan sebuah wayang golek terhitung
rumit, tidak banyak orang yang mampu membuat kerajinan dari kayu ini.
Pemilihan kayu yang digunakan juga jenis kayu lame yang lunak dan mudah
dibentuk.
“Pertama mengukir bentuk wajah,detail wajah, mulai dari lekukan
hidung, mata, hingga hiasan dibuat sedemikian halus. Proses pewarnaannya
pun menggunakan beberapa kuas,kemudian membuat bagian tubuh. Wayang
golek kan memiliki bentuk tubuh yang terpisah dengan tangan, yang paling
penting dari wayang golek adalah pakaian tradisional sesuai dengan
tokoh aslinya” jelas sumitra.
Saat ini selain membuat kerajinan wayang golek, Sumitra juga sering
membuat ukiran kursi atau meja mebel. Karena sepi akan pesanan, Sumitra
kini hanya mempunyai beberapa wayang golek dan itu pun hanya bagian
kepalanya saja.
Sumitra pun menuturkan harapannya pada pemerintah daerah agar
memberikan perhatian kepada para pengrajin wayang golek agar jangan
sampai terlupakan, karena melalui ukiran ini lah ia bisa mempertahankan
hidupnya.
“Saya harap pemerintah memberikan bantuan dan juga perhatiannya, saya
sudah sejak dari 1975 membuat kerajinan ini namun tidak pernah ada
perhatian maupun dukungan dari pemerintah. Padahal ini adalah mata
pencaharian saya dan upaya melestarikan budaya sunda,” tutupnya.
Sumber : VINNY DINA RAHAYU, SUBANG