Selain alam pegunungan di wilayah Selatan, Kabupaten Subang, juga
mempunyai daya tarik potensi wisata di wilayah utara. Salah satunya, di
Wilayah Kecamatan Sukasari, menyusuri sungai menggunakan perahu
tradisional sambil menikmati pesona alam hutan mangrove hingga singgah
di "pulau" Gagara Menyan.
Saat tiba di daratan yang disebut warga sebagai pulau itu,
panoramanya terbilang unik karena bisa melihat empat sudut pandang
berbeda. Ke arah selatan berupa sabuk hijau daratan dengan hutan
mangrove dan tiga sisi lainnya, ke timur dan barat serta utara berupa
laut lepas, serta sesekali bisa melihat perahu nelayan tengah berlayar.
Keunikan lainnya, Pulau Gagara Menyan ini tak bisa disinggahi setiap
saat sepanjang tahun karena sangat tergantung kondisi cuaca. Pada
waktu-waktu tertentu pulau ini bisa muncul dan hilang. Saat musim rob,
hampir dipastikan pulau itu tertutup air laut.
Pulau itu memiliki daya pikat bagi para pencinta petualangan. Dalam
perjalanan menuju pulau itu, terlebih dahulu menyusuri hutan mangrove
menggunakan perahu. Sansasi "digoyang" ombak yang bisa memacu adrenalin
dalam perjalan menuju "Pulau" Gegara Menyan di perairan pantai utara
Subang. Dari pusat kota Kabupaten Subang, terlebih dahulu menempuh jarak
sekitar 60 kilometer, bila tak ada halangan bisa memakan waktu 1,5
Jam.
Dari Pamanukan, melintas jalan nasional pantura Subang ke arah
Jakarta. Lalu berhenti di sekitar Rumah Makan Markoni, Sukasari. Di
sebelah utara ada jalan masuk hingga ke Balai Desa Anggasari. Akses
jalan relatif bagus, walaupun di beberapa lokasi masih ada yang rusak.
Tak jauh dari balai desa ada sungai besar dan dari sanalah perjalanan
dimulai dengan menggunakan perahu nelayan milik warga setempat.
Perjalanan akan terlihat mengagumkan saat memasuki hutan mangrove.
Keasriaan alamnya bisa memanjakan mata. Di tengah perjalanan, ada tempat
singgah yang disebut dengan nama Candrawulan. Setelah perjalanan selama
10 menit, selepas hutan mangrove dihadapkan pada laut lepas. Di situ,
perjalanan penuh sensasi, apalagi ketika ombak sedang besar, parahu pun
digoyang kiri kanan, termasuk naik turun mengikuti arus laut.
Setelah 10 menit, merasakan "nikmatnya" digoyang ombak yang tak kalah
seru dibandingkan permainan di tempat rekreasi modern, barulah bisa
menginjakkan kaki di pulau. Saat cuaca sedang normal, daratan Pulau
Gagara Menyan cukup luas. Bentangan panjang daratan bisa 1 kilometer dan
lebar 50 meter, tergantung kondisi cuaca.
"Pokoknya asyik, perjalanan jauh melelahkan lunas terbayar saat tiba
di Gagara Menyan. Serasa adrenalin dimainkan, awalnya tenang dan indah
saat menyusuri sungai di kiri kanan hutan mangrove. Begitu masuk laut,
adrenalin dipacu, soalnya diombang-ambing ombak, perahu digoyang
kiri-kanan, dan naik-turun," ujar Galih, warga Purwadadi Subang
menceritakan perjalanannya menuju pulau di utara Subang.
Namun, dia menyayangkan di daratan terlihat banyak sampah meski tak
menghilangkan ketakjuban melihat pemandangan sekelilingnya. "Jadi posisi
berada di tengah laut, kita bisa melihat sekeliling tak terhalang
apapun. Ke selatan hijau hutan mangrove, selebihnya laut lepas,"
katanya.
Ketua Komunitas Penggerak Pariwisata (Kompepar) Subang, Alam
Rantjatan, didampingi tokoh pemuda Desa Anggasari, Jamaludin, berharap
tahun 2017 Gagara Menyan bisa disiapkan menjadi Desa Wisata karena
potensial dikembangkan, tentunya perlu didukung pula dengan penataan
lingkungan sekitarnya.***prlm