Sumber air panas yang berada di tengah pesawahan, menjadi mutiara
terpendam di Dusun Karapyak, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara,
Kabupaten Sumedang. Lokasi sumber air panas itu berada di wilayah
perkotaan dekat Kantor Kelurahan Situ dan samping Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) Kabupaten Sumedang.
Bahkan, lokasi sumber air panas yang berasal dari Gunung Tampomas itu
hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari kantor Bupati Sumedang Eka
Setiawan di kantor Induk Pusat Pemerintahan (IPP) Pemkab Sumedang. Namun
sayangnya, potensi pariwisata itu tak tersentuh oleh Pemkab Sumedang,
khususnya Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga
(Disparbudpora) Kabupaten Sumedang.
Di lokasi, meski sumber air panas itu berada di wilayah perkotaan, tapi
sepertinya tidak banyak orang yang tahu. Sebab, sumber air panas yang
berbentuk kolam mini seluas 2 x 1,5 meter itu, tertutup dan dikelilingi
tembok lapuk. Bahkan dari kejauhan di ruas Jalan Parigi Lama, tempatnya
seperti bekas rumah kosong yang lapuk dimakan usia. Bangunannya tidak
beratap. Ketika dilihat langsung, ternyata di balik tembok lapuk itu,
terdapat kolam air panas sedalam 1-1,5 meter.
Di permukaan kolamnya terlihat gelembung air yang keluar dari dasar
kolam. Gelembung airnya ada beberapa titik. Ketika "PR" membuktikan
langsung dengan mencelupkan tangan ke kolam, ternyata benar, air
kolamnya hangat. Airnya pun jernih. Hanya saja, karena di dasar dan
sekeliling kolam banyak ditumbuhi lumut sehingga airnya kolamnya
berwarna kehijauan.
Menurut Sumitra (61) petani yang sedang menggarap sawahnya di dekat
sumber air panas, Rabu 8 Februari 2017 mengatakan, sumber air panas itu
dinamakan Ciseupan. Sumber air panas itu sudah ada dari dulu. Sejak ia
masih anak-anak pun, sudah ada. Bahkan sewaktu kecil, ia bersama teman
sebayanya sering mandi dan berenang di kolam tersebut. Sampai sekarang
pun, kolam air panas mini itu, sesekali dipakai mandi dan berenang
anak-anak.
"Walaupun jauh, sumber air panas ini berasal dari Gunung Tampomas.
Sama seperti pemandian air panas di Cileungsing, Kecamatan Buahdua dan
Sekarwangi, Kecamatan Conggeang. Bahkan, kelebihan air panas Ciseupan
ini, airnya jernih. Tidak seperti di Cileungsing dan Sekarwangi, airnya
kuning," tuturnya.
Dikatakan, meski potensi itu tidak tersentuh dan seolah ditelantarkan
oleh Pemkab Sumedang, sumber air panas itu dimanfaatkan oleh warga
terdekat di Perumahan Mekarsari. Sumber air panasnya dimanfaatkan oleh
warga dengan membuat kolam renang air panas di halaman belakang
rumahnya. Air panasnya menyembur, ketika pemilik rumah sengaja
mengebornya sedalam 80 meter. Sumber air panas itu pun dimanfaatkan
sejumlah warga perumahan lainnya dengan membuat kolam berendam di dalam
rumahnya.
"Akan tetapi, entah kenapa pemda sendiri tidak memanfaatkan potensi
sumber air panas itu untuk objek wisata dan sarana rekreasi keluarga.
Padahal, sumber air panas ini tanahnya milik Kelurahan Situ seluas 25
tumbak,” kata Sumitra.
Lebih jauh ia menjelaskan, selain sumber air panas itu digunakan
untuk mandi dan berenang anak-anak, juga dijadikan obat alternatif untuk
mengobati berbagai penyakit, terutama stroke dan rematik. Banyak warga
dari luar kota, sengaja mandi dan berendam di kolam air panas tersebut.
Sampai-sampai, pengunjung dari luar kota sengaja membawa beberapa botol
air panas Ciseupan untuk pengobatan.
"Beberapa pengunjung sempat mengatakan, air panas Ciseupan ini
mujarab untuk mengobati berbagai penyakit. Pernah ada warga Sumedang
Selatan yang tadinya lumpuh, jadi sembuh setelah beberapa kali mandi dan
berendam di kolam tersebut," ujarnya.
Sumber air panas Ciseupan, lanjut dia, sempat dijadikan bahan
penelitian oleh beberapa mahasiswa ITB tahun 2014 dan 2016. Sepertinya,
penelitian itu untuk bahan skripsi. Meski belum ada hasil resmi, sumber
air panas itu dianggap bagus dan potensial. Sebelum meneliti air panas
Ciseupan, mereka juga melakukan kegiatan yang sama di pemandian air
panas Cileungsing, Kecamatan Buahdua dan Sekarwangi, Kecamatan
Conggeang. "Katanya kualitas air panasnya sama, cuma Ciseupan ada
kelebihan airnya jernih," kata Sumitra
Ketika ditanya apakah ia tidak tergiur sawahnya dijadikan tempat
rekreasi kolam air panas. Sumitra dengan tersenyum mengatakan, bukan tak
ingin membuat tempat rekreasi kolam air panas, tapi tidak punya
dananya. Justru, pemdalah yang seharusnya membangun sumber air panas
Ciseupan itu menjadi objek wisata dan tempat rekreasi. Apalagi jika
dibuat waterboom. Jika Pemkab Sumedang membangunnya, dipastikan akan
menyedot pengunjung. Sebab, sumber air panas itu berada di wilayah pusat
kota.
"Kalau dijadikan tempat rekreasi, bisa mengangkat perekonomian
masyarakat. Warga di sini bisa berjualan makanan, menyewakan lahan
parkir dan membuka lapangan usaha lainnya. Seandainya nanti, pemda mau
membangun tempat rekreasi kolam air panas Ciseupan ini, bisa saja para
petani kompak menjual tanah sawahnya. Terus terang, saya berharap sumber
air panas Cisupan ini bisa dibangun oleh pemerintah menjadi objek
wisata, supaya para petani dan warga sekitar punya tambahan
penghasilan," ujar Sumitra.*** (prlm)