Bewara GSP - Subang adalah salah satu kabupaten di jawa barat yang
mempunyai banyak tempat-tempat bersejarah. Salah satunya sumber mata air
Sumur Gorowong. Dalam upaya pelestariannya, terdapat sosok yang
memiliki peran penting, yaitu H. Hamid Rosadi.
Bagaimana H Hamid menjaga
dan mengembangkan bangunan peninggalan Belanda tersebut? Kurang lebih
40 KM dari pusat kota Subang ke arah utara yang tepatnya di Dusun Bedeng
Kosedan Sari, Desa Tanjungsari barat, Kecamatan Cikaum ada tempat
bersejarah yaitu sumber mata air Sumur gorowong.
Belum banyak orang yang
mengetahui asal usul sumur tersebut. Menurut informasi, dahulu dusun
ini tidak berpenghuni. Kala itu, Bedeng Kosedan masih menjadi wilayah
perkebunan. Untuk itu, Belanda yang saat itu menguasai perkebunan di
daerah Subang menemukan sumber mata air yamng mampu menyuplai pasokan
air untuk konsumsi dan perkebunan. Setelah ditinggalkan Belanda, Sumur
Gorowong seperti terlupakan.
Padahal tempat ini memiliki sejarah panjang
pada masanya. Sampai akhirnya ada sosok bernama H Hamid Rosadi atau
yang biasa disapa H Hasan yang mau peduli dalam pelestarian Sumur
Gorowong. Dirinya kini menjabat sebagai Wakil Kordinator Nasional Dewan
Pimpinan Pusat Aliansi Indonesia.
Salah seorang tokoh agama di Desa
Tanjungsari barat, ustad Ade Sugara, mengungkapkan sosok H Hasan patut
dijadikan contoh bagi masyarakat.
“Saya sebagai masyarakat sangat
berterimakasih kepada H Hasan yang telah peduli terhadap mata air Sumur
Gorowong. Apalagi bangunan itu selama ini tidak ada yang memerhatikan,”
ujarnya.
Menurutnya, saat ini Sumur Gorowong sudah lebih terlihat indah
dan bersih. Warga yang awalnya takut, kini malah banyak yang
berdatangan. Bunga dan pohon yang rindang menambah kesan asri pada
bangunan peninggalan Belanda tersebut.
“Kami berharap untuk kedepannya
lebih dimajukan lagi keberadaan tempat tersebut sehingga ini bisa
menjadi ikon dusun kami. Memang ini anugerah yang Allah berikan kepada
dusun kami. Sumber mata air gorowong ini bisa dilestarikan keberadaanya
air ini pun dapat mengairi sawah atau tanaman padi para petani,”
jelasnya.
Ditemui ditempat berbeda tokoh pemuda cikaum yang juga anggota
LSM Lembaga Aliansi Indonesia, Dede Setiawan mengatakan, sejak
kehadiran sosok H Hasan, pihaknya merasa banyak terbantu. Terlebih H
Hasan tidak pernah meminta imbalan atas apa yang sudah dilakukannya.
“Mudah-mudahan saja beliau selalu memperhatikan tempat-tempat sejarah
dan cagar budaya yang ada di kabupaten subang umumnya dan beliau juga
peduli terhadap anak-anak yatim itu yang saya terharu” tuturnya.
Bukan
hanya dede setiawan saja yang merasa berterimakasih kepada H Hasan, akan
tetapi seluruh masyarakat Dusun Kosedan Sari turut mendukung kegiatan
yang dilakukan oleh H Hasan. Rencananya H Hasan membuka terapi ikan dan
memperbaiki infrastruktur di Sumur Gorowong. Sementara itu, salah satu
lembaga pemerhati lingkungan, KPLHI mendukung langkah H Hasan.
Bendahara
DPW KPLHI Subang, Ujang Riswara mengungkapkan, siapapun orang yang ikut
dan turut serta menyelamatkan lingkungan hidup ataupun melestarikan
tempat-tempat bersejarah atau cagar budaya. Dengan itu, aset sejarah dan
budaya bisa dilestarikan dan diselamatkan.(pe)