Tips GSP - Saat putus dengan kekasih, apa yang biasa kita lakukan pada media sosial kita?
Pasti
banyak yang segera menghapus foto-foto mantan kekasih dan foto-foto
kebersamaan kita dengannya, atau bahkan tak sedikit pula yang menghapus
akun.
Pada pasangan modern yang kemudian berpisah, kondisinya jauh lebih rumit pada hubungan generasi lampau.
Pada generasi lampau, selesainya sebuah hubungan berarti berakhirnya juga komunikasi antara keduanya, sesimpel itu.
Berbeda dengan generasi sekarang, selesainya sebuah hubungan juga
berarti selesainya hubungan akrab dengan kawan-kawan pasangan, dan juga
menghapus semua foto kita dan pasangan yang terpajang di media sosial
kita.
Membersihkan media sosial dari kenangan kita bersama mantan kekasih merupakan hal yang umum terjadi.
Padahal, jejak yang terekam di dunia digital itu tak bisa terhapus begitu saja, lo.
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa 42 persen orang menghapus
pertemanan di Facebook atau berhenti mengikuti Twitter mantan kekasihnya
kurang dari sebulan mereka mengakhiri hubungan.
Dan 34 persen menghapus semua foto pasangan yang diunggah di media sosial mereka.
Selain
itu, hampir sepertiganya akan menghapus seluruh daftar kontak dan
koneksi apapun dengan keluarga dan kawan-kawan mantan pasangannya.
Satu dari
tiga juga setuju bahwa bila berpisah dengan pasangan juga berarti
menghapus semua foto yang bisa mengingatkan hubungan mereka.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Diffusion’s UK Social-ology Study
2013 di UK dan melibatkan 2000 responden menemukan bahwa mereka yang
mengalami sakit hati menggunakan media sosial untuk mengatakan pada
orang lain bahwa mereka sudah move on.
Dua dari tiga atau sekitar 65 persen setuju bahwa mereka akan segera memasang status yang mengatakan mereka telah single di media sosial dalam kurang dari satu bulan setelah perpisahan.
Sementara itu, satu dari lima atau sekitar 18 persen akan dengan
senang hati menyatakan mereka telah memiliki pasangan baru lewat media
sosial yang sama dalam bulan pertama setelah perpisahan.
Menurut
ahli kepribadian dan psikolog Profesor Craig Jackson dari Birmingham
City University, fenomena ini memang wajar terjadi, seiring dengan
perkembangan teknologi termasuk media sosial.
Bahkan, digital love atau
pengakuan hubungan asmara dengan seseorang dengan memamerkan status di
media sosial juga wajar, karena pengaruh media sosial yang begitu
kuatnya dalam diri seseorang. Bagaimana menurut kalian?
Sumber : www.dailymail.co.uk