Bewara GSP - Menanggapi informasi akan
dilakukannya groundbreaking proyek strategis nasional (PSN) Pelabuhan
Internasional Patimban, yang rencananya akan dilakukan bulan ini, nelayan di
Dusun Genteng Desa Patimban angkat bicara.
Menurut salah satu nelayan Subroto Prasetya, dirinya baru mengetahui
informasi tersebut dari media online.
Namun ia mengaku, belum mengetahui
informasi adanya agenda peletakan batu pertama, yang kabarnya akan dilakukan
bulan ini. bahwa ia akan bereaksi manakala ada
rencana groundbreaking tersebut memberikan dampak pada aktivitas nelayan di
Patimban. Sebab menurut Subroto Prasetya ,
hingga detik ini, nasib nelayan yang akan terdampak proyek pelabuhan belum
tersentuh dan diperhatikan oleh pemerintah.
Subroto menambahkan, sebelum dimulainya
pembangunan, kontruksi, reklamasi atau apapun bentuknya yang bersentuhan
langsung dengan nelayan. Ia ingin nelayan dilibatkan dan diajak berdialog.
Sebab, mata pencaharian sehari-hari dalam hal ini laut akan memberikan dampak
nyata bagi kehidupan nelayan. Selain itu Subroto mengatakan bahwa ia
beserta nelayan lain mengingkan jika nantinya alat tangkap mereka bisa diganti
rugi sebagaimana pemilik lahan mendapatkan ganti rugi.
Sedangkan Nelayan lain yakni Rohani
menambahkan, ia sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh Subroto. Sebab
menurutnya, alat tangkap para nelayan jika dihitung memiliki nilai yang tinggi.
Ia menjelaskan, untuk satu alat tangkap nelayan sero yang biasa nilainya bisa
mencapai 26 juta. Rohani juga
berharap, nasib nelayan bisa betul-betul menjadi perhatian pemerintah. Sebab,
ketika pembangunan pelabuhan dilakukan, nasib para nelayan diujung tanduk.
Hal tersebut juga diamni oleh nelayan lain yang ada dilokasi yakni Caska, Ramidi , Tokoh Masyarakat Abah
Emon serta Wakil Dusun Genteng Da`un.
Mereka
berharap, disampin proses pembebasan lahan yang sedang berlangsung, nasib
nelayan juga bisa diperharikan oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait. Mereka
menginginkan, alat tangkap nelayan bisa diganti rugi serta juga diberikan alat
tangkap baru yang memadai untuk mereka bisa melaut lebih jauh.
Masih
ditempat yang sama, Subroto menegaskan bahwa berkaitan dengan nasib nelayan, ia
ingin pihak terkait segera bertemu dan melakukan sosialisasi dengan para
nelayan di Patimban untuk mendengar keluh kesahnya.
Ia
juga menggaris bawahi, jika nantinya proses pembangunan diarea laut dilakukan
namun kesejahteraan nelayan belum diperhatikan, ia akan mengerahkan nelayan
untuk melakukan aksi unjuk rasa dilaut. Sampai
saat ini, dia dan nelayan lain terus menunggu informasi dan perwakilan dari
pemerintah untuk bertemu dan membicarakan nasib para nelayan. “Saya ingin kalau
ada pertemuan atau musyawarah, tolong nelayan dilibatkan,” (pe)