Bewara GSP - Sejarah baru perdagangan rempah-rempah antara Masyarakat
Desa Cikadu Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang, dengan pengusaha Malaysia dan
Singapura, yang diprakarsai oleh Raja Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan
Rahyang Mandalajati Evi Silviadi, yang disaksikan langsung oleh Brand
Ambassador Indonesia Wollonia Batharihyang Janapati Madrim Kusuma Andini, dan
Staf Kepresidenan Aryani Djalal.
Pengusaha
Malaysia Jumaya Binti Abu Bakar mengatakan, kerjasama dagang ini bertujuan
untuk membantu masyarakat LAK Galuh Pakuan, untuk lebih maju kedepan, dalam hal
pemasaran rempah-rempah, hasil bumi desa Cikadu Kecamatan Cijambe, sehingga
dapat memasarkan rempah-rempah ke negara-negara Asia dan Eropa, sebagai
konsumen. Kerjasama dagang rempah-rempah ini
kata Jumaya, berlaku efektif mulai bulan April 2019 mendatang.
"Kerjasama ini tidak hanya di pemasaran, tetapi juga dalam hal meningkatkan sumber daya manusia desa Cikadu Kecamatan Cijambe Subang, agar kerjasama ini saling menguntungkan," ujar Jumaya kepada Wartawan di Subang, Selasa (29/1/2019).
Raja LAK Galuh Pakuan, Rahyang Mandalajati Evi
Silviadi menyambut penandatanganan kontrak kerjasama dagang rempah-rempah ini,
menjadi momentum awal kebangkitan perdagangan rempah-rempah di negeri ini, dan
menjadi percontohan bagi desa-desa lainnya.
Kerjasama perdagangan ini kata
Evi, pihaknya akan fokus terhadap dua jenis komoditi yakni lada dan serai wangi.
Ambassador Indonesia Wollonia Batharihyang Janapati Madrim Kusuma Andini
mengatakan, pihaknya hanya menjembatani para petani, untuk pemasaran
rempah-rempah yang dihasilkan para petani Cikadu, untuk diekspor ke luar
negeri, seperti oleh Malaysia dan Singapura. Sementara itu Staf
Kepresidenan Aryani Djalal sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan LAK
Galuh Pakuan, yang tanpa bantuan Pemerintah, namun mampu memberikan motivasi
kepada masyarakat untuk berkembang dan maju, dalam bidang perdagangan
rempah-rempah hingga ke luar negeri. (rri)