Bewara GSP - Cibuang adalah nama
sebuah kawasan di wilayah Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Letaknya di
Jalan Raya Kalijati Subang, tidak jauh dari Markas Paskhas Lanud Suryadarma.
Diantara perkebunan karet, ada jalan bergelombang membentuk huruf ‘U’, itulah
Cibuang.
Deretan pohon karet di kiri dan kanan jalan memberi kesejukan
kawasan ini. Jika siang, banyak para pengendara yang sengaja menanggalkan
kendaraannya untuk sekedar beristirahat. Namun bila malam, kawasan tersebut
gelap gulita, karena tidak adanya lampu penerangan jalan. Secara geografis Cibuang berada di area
perkebunan karet PTPN VIII Jalupang, namun secara administrasi masuk ke wilayah
Desa Marengmang, sebuah desa di Kecamatan Kalijati yang bersentuhan langsung
dengan desa di Kecamatan Cipeundeuy.
Ada pertanyaan menggelitik, kenapa kawasan
tersebut diberinama Cibuang dan sejak kapan nama tersebut mulai disematkan?
Jawabannya, tidak ada seorangpun yang bisa menjelaskannya secara detail. Salah seorang warga di daerah itu, pensiunan
supir perkebunan Cucu Cahyana mengatakan, nama tersebut sepengetahuannya sudah
ada sejak zaman penjajahan. Namun puncak populernya saat musim mayat dalam
karung banyak terdapat di sana. “Antara tahun
1984-1985. Di Cibuang ini, sering ditemukan mayat-mayat itu. Itulah sebabnya
hingga kini Cibuang dipercaya sebagai lokasi pembuangan korban-korban
pembunuhan. Dalam kata lain Cibuang berasal dari kata pembuangan,” jelasnya
Kawasan
Cibuang begitu sepi. Kesunyian kian terasa ketika hari menjelang malam.
Ketiadaan lampu penerangan jalan menambah kesempurnaan angkernya kawasan
tersebut. Sekedar informasi, di kawasan ini sering terjadi kecelakaan bahkan
tak sedikit diantara korban kecelakaan itu sampai meninggal dunia. Banyak
alasan kenapa di kawasan itu sering terjadi kecelakaan. Selain ketidak
hati-hatinya pengemudi, tak sedikit orang meyakini bahwa kawasan tersebut
benar-benar meminta tumbal. Masih menurut Cucu, hampir setiap tahun pasti ada
kecelakaan, dan korbannya meninggal dunia.
Kawasan
Cibuang begitu sepi. Kesunyian kian terasa ketika hari menjelang malam.
Ketiadaan lampu penerangan jalan menambah kesempurnaan angkernya kawasan
tersebut. Sekedar informasi, di kawasan ini sering terjadi kecelakaan bahkan
tak sedikit diantara korban kecelakaan itu sampai meninggal dunia. Banyak
alasan kenapa di kawasan itu sering terjadi kecelakaan. Selain ketidak
hati-hatinya pengemudi, tak sedikit orang meyakini bahwa kawasan tersebut
benar-benar meminta tumbal. Masih menurut Cucu, hampir setiap tahun pasti ada
kecelakaan, dan korbannya meninggal dunia.
Seiring menghilangnya
perempuan itu, lanjut Ki Ucu, lolongan anjing pun muncul. Sekitar 5 ekor anjing
dengan suara lantang berlarian mengejarnya. “Anjing-anjing itu terus berlarian
ke arah perempuan itu. Sementara saya bergegas pulang,” ujarnya.
Sesampainya di rumah, keanehan muncul kembali. Perempuan yang
tadi ada di kawasan Cibuang tiba-tiba menampakan diri tak jauh dari rumahnya.
Kemunculannya hanya sepintas, lalu menghilang. Tak berlangsung lama, peristiwa
mengejutkan terdengar di rumah tetangga. Salah seorang penghuni rumah tiba-tiba
menjerit. Dia meronta seperti ketakutan. Dipercaya itu kesurupan. Ki Ucu yang
sebelumnya acuh, akhirnya menyakini kalau ternyata mahluk halus tersebut ikut
bersamanya, dan bisa jadi merasuk tubuh tetangganya itu. Kejadiannya tak
berlangsung lama, orang kesurupan itu kembali normal setelah seorang ajengan
didatangkan.
Hingga
saat ini, peristiwa tersebut seakan menjadi pengalaman penuh misteri bagi Ki
Ucu dan istrinya yang tak bisa dilupakan. Tidak hanya dialami oleh Ki Ucu,
sejumlah orang di kampung tersebut, juga pernah mengalami hal serupa. Bahkan
hingga saat ini, kejadian aneh itu selalu ada meski tak setiap saat terjadi.
(pe)