Bewara GSP - Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Transmigrasi)
mengurangi. Pasalnya, pabrik di Kabupaten Subang tidak kurang dari sekitar 100
pabrik berskala besar. Kapasitas pabrik memperkerjakan karyawan, mulai dari ratusan
bahkan ribuan, namun masih banyak masyarakat yang menjadi penganguran, terutama
kaum laki-laki.
Ketua Komisi 4 DPRD Subang Ujang Sumarna mengatakan, pihaknya
sangat konsen terhadap permasalahan pengangguran di Kabupaen Subang.
Menurutnya, banyak pabrik yang malah memperkerjakan warga luar Kabupaten
Subang, bukan warga lokal. Hal tersebut bisa dilihat dari karyawan
pabrik-pabrik, banyak yang berasal dari Indramayu, Cirebon, bahkan dari Bekasi.
Sumarna meminta kepada Disnakertrans Subang untuk menekan angka pengangguran.
Disnakertrans harus bisa mengakomodir warga kabupaten Subang untuk bekerja di
pabrik-pabrik, sehingga bisa menekan angka pengangguran. Selain itu, Sumarna
juga meminta Dinskertrans Subang agar membuat surat edaran kepada pabrik-pabrik
yang ada di Kabupaten Subang.
Supaya pabrik menyereap tenaga kerja lokal dari
Kabupaten Subang untuk prioritas. Sumarna menegaskan, Disnakertrans harus bisa meyakinkan
kepada pabrik-pabrik di Kabupaten Subang agar mau menerima tenaga kerja
laki-laki dari Subang. Sangat sulit tenaga kerja laki laki yang di serap oleh
pabrik-pabrik di Subang.
Kepala
Seksi Pembinaan HI dan Jamsos Disnakertrans Subang H, Indra Suparman
mengatakan, di Kabupaten Subang ada sekitar 100 lebih pabrik yang bersakala
besar dan lebih didominasi pabrik garment. Tidak bisa dipungkiri, banyaknya
tenaga kerja dari luar dareah Kabupaten Subang yang bekerja.
Sementara itu, warga Cimerta-Subang Wahyudi
(24) mengatakan, Disnkaertrans seharusnya jangan hanya mengandalkan Balai
Latihan Kerja (BLK) saja untuk warga Subang bisa masuk kerja di pabrik. BLK
subang lebih mengedepankan kewiraushaaan dibandingkan bekerja di pabrik.
Wahyudi berharap,
Disnakertrans Subang berupaya memasukan kerja warga Subang khususnya laki-laki,
dikarenakan sangat sulit bekerja di pabrik. Jikalaupun ada, pastinya harus ada
uang masuknya. (pe)