Bewara GSP - Hujan deras disertai angin, pada
sore menuju malam pergantian tahun di Subang, membuat beberapa wilayah
mengalami musibah seperti banjir dan tanah longsor. Misalnya saja seperti yang
terjadi pada warga yang berada di pinggiran sungai Cipetir, Kampung Sukarasa,
Desa Tanggulun Timur. Dua rumah warga nyaris terbawa arus sungai, akibat tanah
yang labil disekitarnya mengalami kelongsoran.
Peristiwa itu dijelaskan oleh salah satu petugas Tagana Kabupaten Subang
yang saat kejadian bertugas di lokasi, Ate Satriana. Dua rumah tersebut berada di RT05/02, Desa Tanggulun Timur, milik Iwan
dan Milik Tasa.
Menurut Sekdes Tangulun Timur Ronny keadaan saat ini kedua
rumah warganya tersebut sudah ditangani oleh tim gabungan dari Tagana, TNI, dan
BPBD Kabupaten Subang. Sementara
itu, di wilayah Sukahayu Kelurahan Cigadung juga sempat direndam banjir pada
saat malam pergantian tahun kemarin.
Banjir setinggi paha orang dewasa tersebut
merendam beberapa wilayah di Kelurahan Cigadung, terutama beberapa rumah yang
letaknya berdekatan dengan saluran sungai.
Salah
satu warga, Rully mengatakan, banjir terjadi akibat luapan aior di sekitar
sungai. Dia menjelaskan
bahwa wilayahnya memang sudah menjadi langganan banjir sejak dua tahun lalu.
Setiap akan pergantian tahun pasti selalu saja banjir, terlebih jika curah
hujan tinggi. Warga disekitar Gang Jalitri Blok Purwasari RW 03 Kelurahan
Cigadung, sudah pasti dapat kiriman air di penghujung tahun. Sejumlah
titik di sekitar Subang Kota juga rawan genangan air jika hujan turun.
Tingginya bahkan mencapai betis orang dewasa.
Titik-titik seperti pertigaan
Dolog Kelurahan Karang Anyar Jalan KS Tubun, depan kantor Dinas PUPR, area
Tokma Cadika, dan lain-lain. Dugaan sementara genangan air jika hujan deras
tersebut akibat drainase atau saluran air yang tidak berfungsi dengan baik.
BANJIR CILEUNCANG
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Subang Darmono mengatakan, hujan
deras beberapa waktu yang lalu menjadikan sejumlah wilayah di kota Subang
terjadi banjir. Banjir tersebut merupakan banjir cileuncang. Hal tersebut
mengakibatkan wilayah Gang Tahu, Gang Flamboyan, Gang Jalitri, depan Tokma
Cadika tergenang air cileuncang.
Ketingian air bervariasi, mulai dari semata
kaki hingga setinggi betis orang dewasa. Genangan air
cileuncang, kata dia, diakibatkan drainase dan saluran air yang mengalami
pendangkalan. Ketika banjir tersebut ada, hal ini harus menjadi perhatian
bersama, sehingga bisa tertanggulangi ke depannya.
Dijelaskan Darmono,
pendangkalan dan penyempitan terjadi di saluran drainase, yang diakibatkan pembangunan
rumah yang kurang memperhatikan posisi bangunannya. Itu akan berdampak terhadap
jalan raya, ataupun permukiman perumahan. Ketua Tagana Subang Jajang
Muhaemin mengatakan, pihaknya terus siaga ketika dalam kondisi banjir. Walaupun
banjir cileuncang juga harus waspada, karena bisa menimbulkan dampak yang besar
juga kepada masyarakat. Menurut
Jajang, wilayah Kota Subang juga harus ada perbaikan drainase secara signifikan
dalam waktu dekat. Pasalnya, setiap hujan deras selalu ada banjir cileuncang.
Sementara itu menurut Pegiat Lingkungan Subang Alam Randjatan mengatakan,
pihaknya sudah berkali-kali melakukan sosialisasi untuk melakukan gotong royong
membersihakan sampah, baik di saluran air ataupun lainnya. Namun tetap saja
masyarakat masih sering membuang sampah sembarangan. “Kami meminta kepada
Pemerintah Daerah Kabupten Subang agar memberikan sanksi tegas terhadap
pembuang sampah. Harus ada sangsi tegas, baik materi ataupun sosial ini harus
ada agar kapok,” katanya. (pe)