Bewara GSP - Kabid
kedaruratan dan logistik BPBD Enda mengatakan, saat ini tim gabungan dari BPBD
Tagana dan damkar telah disiagakan di Pamanukan. sebab Pamanukan merupakan
daerah yang saat ini curah hujan dan dampaknya paling tinggi.
Enda menyebutkan, saat ini belum ada data rumah atau area terdampak yang bisa
disampaikan oleh BPBD. “Data masih dikumpulkan. Kami kami fokuskan sementara di
Pamanukan karena Pamanukan ini menjadi salah satu dampaknya paling tinggi bisa
dilihat di Lengkong Jaya Pamanukan kota dan Desa Mulyasari yang paling parah
kena dampaknya,” Imbuhnya.
Warga lainnya
yakni Asih menyebut iya, terpaksa harus mengungsi ke salah satu masjid di Desa
Mulyasari namun ia memutuskan untuk tetap berjualan lotek meskipun dalam
keadaan banjir. Sementara
itu Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Subang dr Nunung Syuhaeri mengaku akan berkoordinasi dengan Muspika
Kecamatan Pamanukan.
Sebab, warga yang mengungsi di bawah flyover Pamanukan
kesehatannya sangat rawan dan tidak baik untuk jadi tempat pengungsian. Sebab,
jika mengungsi didalam ruangan itu akan lebih baik dan dari segi kesehatan bisa
terpantau. Dinas kesehatan juga akan menyiapkan tim reaksi cepat atau TRC dari
Puskesmas Pamanukan serta Puskesmas terdekat. a mengimabu apda
masyarakat agar tidak panik dan di lapangan, akan ada petugas kesehatan yang
memantau banjir di wilayah Pantura, khususnya Pamanukan.
Hingga saat ini ini posko bencana banjir telah berdiri di bawah
flyover Pamanukan tim BPBD Tagana, Kecamatan juga Pemerintah Desa terus hilir
mudik membantu evakuasi warga. Kondisi di jalanan utama Pamanukan masih
terkenang dengan air di beberapa titik namun masih bisa dilalui. (pe)