Bewara GSP - Pengusaha maupun pekerja
sama-sama cemas dalam situasi wabah Covid-19. Pengusaha cemas karena usahanya
terganggu. Pun pekerja cemas dirumahkan karena tidak ada aktivitas produksi di
pabrik.
Plt Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Subang, Asep Rocman
Dimyati mengatakan, produksi di pabrik terhambat akibat adanya wabah Covid-19
ini. Bahan baku untuk produksi di pabrik yang didatangkan dari luar negeri
tertahan karena covid-19. Dia mengatakan, bukan
hanya pabrik garmen saja yang terhambat produksinya. Pabrik yang mengandalkan
bahan baku dari luar negeri terkena dampak Covid-19 ini.
ARD mengaku telah memantau
kegiatan produksi di pabrik saat situasi merebaknya covid-19. Berdasarkan hasil
pantauannya, ada 3 – 4 perusahaan yang dibatalkan proses transaksinya oleh
pembeli. Pembatalan transaksi tersebut hingga mencapai 60 persen. Dia
mengatakan, hasil produksi yang dikirim ke luar negeri juga ikut terganggu.
Ketika ekspor barang itu juga terhambat, otomatis berpengaruh terhadap
operasional karena tidak adanya pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha.
ARD menyampaikan, kondisi seperti ini hingga
sampai berlarut-larut jelas mengkhawatirkan. Ketika perusahaan tidak lagi produksi,
pekerja terkena dampaknya. Mereka berpotensi dirumahkan.
Sementara jumlah
pekerja di perusahaan garmen, kata ARD, hingga mencapai 60 ribu pekerja. Jumlah
sebanyak itu bekerja di 27 perusahaan garmen. Sementara itu,
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang DR, H. Kusman
Yuhana M.Si mengatakan, ada surat edaran mengenai para pekerja pabrik
diliburkan.
Menurutnya, hal tesebut baru berupa konsep saja dan mau
dikoordinasikan dengan Bupati Subang, namun ada oknum yang menyebarkan surat
edaran tesebut, sehingga membuat gempar pengusaha pabrik di Kabupaeten Subang.
Padahal dalam surat konsep edaran tersebut belum final, karena masih ada
rapat-rapat yang harus ditempuh. (pe)