Serba Serbi - Musim hujan sudah
datang, nih, teman-teman. Agar tidak kehujanan, kita harus selalu menyiapkan payung di dalam tas sekolah. Ternyata dulunya payung bukan digunakan saat turun hujan,
lo, tapi digunakan untuk melindungi diri dari panas matahari.
Payung pertama
kali diciptakan sekitar 4.000 tahun yang lalu dan terlihat di beberapa
peninggalan kuno bangsa Mesir, Asyur, Yunani, dan Tiongkok. Saat itu payung dibuat dari beberapa daun
yang diikat bersama dan diletakkan di atas kepala. Payung yang awalnya
digunakan untuk melindungi diri dari panas matahari kemudian dimodifikasi oleh
bangsa Tiongkok agar bisa digunakan saat hujan.
Cara yang dilakukan bangsa Tiongkok
adalah dengan cara melapisi payung kertas dengan lapisan lilin. Selain untuk
melindungi diri dari sinar matahari dan hujan, payung juga digunakan sebagai
penanda status sosial dan pangkat selama kekaisaran. Pada masa itu, di Tiongkok
payung juga menjadi simbol kekuatan dan kekayaan, lo.
Kalau payung yang digunakan semakin
besar dan semakin banyak orang yang membawakan payung, itu berarti status
sosial orang yang menggunakan payung tersebut semakin tinggi. 3.000 tahun lalu,
bangsa Mesir Kuno juga mengembangkan payung untuk menunjukkan status sosial.
Saat itu, payung hanya digunakan oleh
kaum bangsawan saja, karena pada waktu itu gaya hidup yang berkembang di antara
para bangsawan adalah kulit yang pucat. Kemudian pada abad ke-16, payung mulai
populer dan banyak digunakan, terutama di dunia bagian barat, terutama di Eropa
utara yang memiliki iklim hujan.
Pada awalnya, payung dianggap sebagai
aksesoris yang hanya bisa digunakan oleh perempuan. Lalu, seorang pengembara dan penulis dari
Persia, Jonas Hanway mulai memperkenalkan payung di kalangan pria.
Payung yang ada di Eropa pada awalnya
terbuat dari kayu yang kemudian ditutupi dengan kain kanvas berminyak. Sedangkan
pegangannya dibuat dari kayu yang berbentuk melengkung. Setelah itu, payung
terus berkembang, seperti payung lipat yang dikembangkan oleh Samuel Fox pada
tahun 1852.Sedangkan payung saku atau payung berukuran kecil yang dapat dilipat
baru ditemukan tahun 1928 oleh Hans Haupt.
Setelah itu, banyak inovasi payung lainnya, nih, seperti dikembangkannya payung berbentuk topi. Pada masa itu, di
Tiongkok payung juga menjadi simbol kekuatan dan
kekayaan, lo.
Kalau payung yang digunakan semakin besar dan
semakin banyak orang yang membawakan payung,
itu berarti status sosial orang yang menggunakan payung tersebut semakin tinggi.
3.000 tahun lalu, bangsa Mesir Kuno
juga mengembangkan payung untuk menunjukkan status sosial. Saat
itu, payung hanya digunakan oleh kaum bangsawan
saja, karena pada waktu itu gaya hidup yang berkembang di antara para bangsawan
adalah kulit yang pucat. Kemudian pada abad ke-16, payung mulai populer dan banyak digunakan,
terutama di dunia bagian barat, terutama di Eropa utara yang memiliki iklim hujan.
Pada awalnya, payung dianggap sebagai aksesoris yang hanya
bisa digunakan oleh perempuan. Lalu,
seorang pengembara dan penulis dari Persia, Jonas Hanway mulai memperkenalkan payung di kalangan pria. Payung yang ada di Eropa pada awalnya terbuat dari kayu yang
kemudian ditutupi dengan kain kanvas berminyak. Sedangkan pegangannya dibuat
dari kayu yang berbentuk melengkung.
Setelah itu, payung terus berkembang, seperti payung lipat yang dikembangkan oleh Samuel
Fox pada tahun 1852. Sedangkan payung saku atau payung berukuran kecil yang dapat dilipat baru ditemukan tahun 1928 oleh Hans
Haupt. Setelah itu, banyak inovasi payung lainnya, nih, seperti dikembangkannya payung berbentuk topi.kompas,thought.co